Skip to content
Home » Blog » Apa itu Transkreasi?

Apa itu Transkreasi?

Ketika AI datang, banyak pekerjaan penerjemahan yang berkurang. Namun, ada satu pekerjaan penerjemahan yang memang masih belum bisa tergantikan oleh AI, yaitu terjemahan kreatif. Dalam dunia penerjemahan, ada istilah “transkreasi” yang sering disebut-sebut dalam konteks ini. Apakah itu transkreasi?

Saat ini, istilah transkreasi banyak dipakai untuk merujuk kepada praktik-praktik penerjemahan yang membutuhkan derajat kreativitas tinggi. Yang termasuk contoh transkreasi adalah penerjemahan bahan-bahan untuk iklan atau marketing. Bahan-bahan ini membutuhkan pemahaman penerjemah terhadap tujuan iklan, latar belakang produk, dan pemahaman akan audiens dari iklan itu nantinya.

Itulah transkreasi pada masa ini. Dulu, istilah transkreasi sebenarnya tidak selalu seperti ini.

Pada awalnya, istilah transkreasi (atau dalam bahasa Inggris disebut “transcreation”) muncul dalam bidang sastra. Tepatnya ketika penerjemah India P. Lal menerjemahkan Mahabharata karya Valmiki ke dalam bahasa Inggris. Karena harus membuat terjemahan yang bisa dinikmati penutur bahasa Inggris, maka dia perlu melakukan banyak modifikasi. Yang dia lakukan ini dia sebut “transkreasi”.

Belakangan, orang-orang dan khususnya agenda menggunakan istilah ini untuk merujuk kepada kegiatan penerjemahan bahan marketing. Saat ini, begitulah maksud dari istilah ini. Setidaknya demikianlah di dunia industri bahasa.

Namun, di lingkungan akademis, transkreasi masih cukup terbuka pemaknaannya. Ada beberapa artikel yang menyebutkan bahwa penerjemahan bidang-bidang selain sastra atau iklan pun membutuhkan teknik penerjemahan ini. Ada artikel yang membahas tentang perlunya teknik ini dalam penerjemahan jurnalistik. Sementara di sisi lain, seorang akademisi menyebutkan transkreasi dibutuhkan dalam penerjemahan takarir atau subtitle demi mencapai kondisi ideal.

Demikianlah transkreasi berkembang seiring waktu. Sesuatu yang diawali di bidang sastra yang berfokus pada keindahan bahasa sekaligus nilai luhur yang transenden akhirnya berkembang untuk merangkul dunia periklanan yang selain keindahan juga fokus kepada penjualan. Namun, istilah transkreasi belum akan berhenti di sini tampaknya, sebagaimana kita bisa lihat dari kajian akademis mengenai transkreasi dewasa ini.

Rujukan

Bakhshandeh, E., & Mosallanejad, P. (2005). Journalistic transcreation: a new approach. Iranian Journal of Translation Studies3(9).

Gerasimova, A. S., Sereda, E., & Rubtsova, S. (2021, October). Transcreation as a creative tool of translation. In International conference on professional culture of the specialist of the future (pp. 331-338). Cham: Springer International Publishing.

Malenova, E. D. (2017). Subtitling practice: From translation to transcreation.

Verplaetse, H. (2024). Transcreation as an instance of journalistic transediting: a case study on metaphors, multi-word ad hoc neologisms and headlines in students’ target texts. In New Perspectives in Media Translation: Transcreation in the Digital Age (pp. 199-227). Cham: Springer International Publishing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *